Pendidikan di Indonesia saat ini telah mengalami perubahan dan pergeseran arah. Pemerintah mulai berkiblat ke dunia barat dalam hal pendidikan. Padahal kurikulum pendidikan yang diterapkan di dunia barat, Amerika sebagai contoh sangat berbeda dengan karakteristik budaya dan rakyat Indonesia.
Kita hanya menginginkan perubahan secara instan tanpa memperhitungkan akibat-akibatnya. Misalnya adalah penerapan pendidikan berkarakter yang mencontoh sistem pendidikan di Amerika. Pada dasarnya pendidikan berkarakter yang diterapkan disana hanya terbatas bagi peserta didik yang mengalami masalah, baik kenakalan remaja, kriminal, broken home dsb. Tentu saja siswa-siswi yang berkarekter demikian sangat membutuhkan tambahan pendidikan sikap dan akhlaq.
Sedangkan di indonesia, siswa-siswi kita masih sangat kental dengan adat ketimuran. mereka masih mengenal sopan santun dan berakhlaq. masih bisa membedakan hal yang baik dan benar. bukan siswa-siswi yang mengalami kriminalitas, broken home dsb. Sehingga penerapan pendidikan berkarakter ini hanya menjadi suatu program instan pemerintah yang tidak memiliki tujuan yang tepat.
Dulu sebelum ada pendidikan berkarakter, di sekolah sudah terdapat pendidikan agama. Pelajaran yang memuat tenang akhlaq, sikap, norma yang baik dalam kehidpan manusia. Namun porsinya semakkin lama semakin berkurang. Bahkan sekarang pendidikan agama hanya mejadi pelengkap.
Ironis sekali Indonesia yang seharusnya menjadi kiblat kesantunan, kesopanan dan kearifan harus berkiblat ke negeri yang menjunjung tinggi kebebasan.
